Bekerja sama dengan. Kitara Creativision, Komunitas Film Kinetik & Vodka Band
Karya. Akilbudi Patriawan
Sutradara. Pawadi Jihad
Pelakon
1. Prof. Ali : Apriansyah
2. Pangeran : Arief Renardi
3. Kacung : Pepet
4. Guru : iPaw
5. Utin : Dhani
6. Rani : Endah
7. Eko : Imam
8. Usop : Oppi
9. Djalu : Eka Hendra
10. Prajurit : Solihin & Buhari
11. Algojo : Jay
Adegan ini terjadi di sebuah kerajaan yang penuh dengan kejahatan, kemunafikan, dan bersistem capital.
BABAK 1
Setting : Kerajaan
Di sebuah ruangan para petinggi-petinggi kerajaan berkumpul
Terlihat sebuah kursi tunggal. Di sampingnya terdapat sebuah meja kecil dan terpampang sebuah mangkuk besar berisikan buah-buahan yang lezat.
Suasana : - Ruangan gelap. Hanya ada beberapa lilin yang menerangi ruangan tersebut.
- Terlihat Pangeran dan Rani (Perempuan Panggilan) bemesraan di sebuah kursi tunggal sembari memegang segelas minuman segar.
Dialog
Pangeran : (Tersenyum dan ingin mencium Rani)
Rani : (Memalingkan muka sembari menahan mulut Pangeran dengan tangan kirinya) Iiiih…
(Pergi dari pangkuan Pangeran menuju kontak listrik dan menghidupkan lampu)
Pangeran : Kenapa sayang?
Rani : (Tersenyum sembari meminum segelas air yang ia pegang)
Pangeran : Kamu masih belum percaya dengan apa yang telah aku janjikan.
Rani : (Berjalan menuju meja kecil dan menaruh gelasnya)
(Terenyum) Aku belum percaya.
Pangeran : Apa pasal?
Rani : Pasal, maksud mu?
Pangeran : Kenapa kamu belum percaya dengan ku?
Rani : (Bengis) Kamu belum mempertemukan ku dengan Sang Raja. Untuk apa aku percaya dengan mu kalau kamu mau memperistri aku.
Pangeran : Sang Raja sibuk dengan perebutan kekuasaan wilayah.
Rani : Maksud kamu?
Pangeran : Ya… ia sibuk berperang dengan Negara tetangga. Mana mungkin aku mempertemukan mu dengan Ayah ku yang sibuk menembak kepala Ibu Negara tetangga.
Tolong, percayalah dengan ku.
Rani : (Masih bengis) Aku masih belum percaya
(Mengambil buah anggur lalu memakannya)
Pangeran : Baiklah. (Memainkan hidung) Apa yang kau minta pasti aku turuti.
Lihatlah di sana! Aku punya tanah dan kekuasaan, perternakan sapi di mana-mana, rakyat-rakyat yang bertekuk lutut dengan ku memberikan sebagian penghasilannya kepadaku dan sebuah perusahaan robot perang yang spektakuler.
Rani : (Mengangguk sembari memikir) Hmmm…
Pangeran : Semua itu akan ku berikan untuk mu
Rani : (Menoleh ke arah Pangeran) Benarkah?
Itu yang aku mau dari tadi
Pangeran : Maksud kamu?
Rani : Ya… menunggu mu hingga mengatakan semua itu.
Pangeran : (Berjalan menuju Rani dan memegang kudua tangan Rani)
Jadi kamu mau kan menjadi istri ku?
Rani : Tentu saja bodoh…
Mana ada perempuan yang menolak jika hantaran pernikahannya semewah itu.
Pangeran : Bagus, bagus… (Tertawa)
(Mencium tangan Rani)
Rani : (Tersenyum)
Pangeran : (Berjalan menuju ke meja kecil dan mengambil sebuah remote dan menghidupkan sebuah lagu yang indah)
Mereka berdua pun saling berpegangan tangan, bersitatap dan berdansa sesuai dengan alunan musik klasik tersebut.
Suasana membutakan hasrat pikiran mereka dan masih bersitatap, kemudian semakin mendekat dan merasakan sebuah kecupan yang luar biasa. Tetapi…
Prajurit : (Hanya Suara – Teriak) Kacung menghadap!!!
Pangeran : (Kaget!)
Rani : (Kaget dan berjalan menuju meja kecil kemudian menuangkan minuman kedalam gelas, mengambilnya, berposisi nyandar di kursi tunggal dan minum)
Pangeran : (Berposisi tegak berwibawa)
Kacung : (Menghampiri Pangeran dan berlutut) Ampun seribu ampun Pangeran, ada sesuatu yang hendak saya informasikan ke Pangeran.
Pangeran : Berdirilah!
Kacung : Terimakasih Pangeran.
Pangeran : Ada apa?
Kacung : (Gugup) Anu, anu… Pangeran.
Pangeran : Ada apa? Saya tidak banyak waktu, jam padat!
Kacung : Proffesor, Pangeran.
Pangeran : Ada apa dengan Proffesor?
Kacung : Proffesor… Proffesor…
Pangeran : (Marah) Sangat bertele-tele. Pengawal!!!
Pengawal : (Menuju ke Pangeran) Ada apa Pangeran?
Kacung : (Gelisah) Baiklah, Pangeran.
Pangeran : (Kepada Pengawal) Tidak jadi.
Pengawal : Terimakasih Pangeran (Langsung pergi)
Pangeran : Nah, katakana!
Kacung : Proffesor, Proffesor Ali berhasil mensukseskan proyek besar kita Pangeran.
Pangeran : Maksud kamu apa?
Kacung : Maksud saya. Proffesor Ali berhasil membuat robot-robot perang hasil penemuannya Tuan Pangeran.
Pangeran : (Kaget) Apa!
(Tertawa) Bagus-bagus…
Kacung : (Terhentak) Bagus apanya Pangeran…
Pangeran : Iya, tentu saja bagus bukan?
Kacung : Walah… Pangeran kenapa tidak bisa mikir kedepan siih?
Justru ini adalah mala petaka buat kita semua, Pangeran. Buat Pangeran, buat baginda Raja, Buat saya, bahkan buat kerajaan ini Pangeran.
Pangeran : (Marah) Malah sebaliknya bodoh!
Kacung : Malah sebaliknya Pangeran.
Pangeran : Kamu menantang saya? (Memanggil) Pengawal!!!
Pengawal : (Menuju Pangeran) Ada apa Pangeran?
Kacung : Tuan Pangeran, dengar dulu yang mau saya bicarakan kepada Pangeran…
Pangeran : (Kepada Pangawal) Tidak jadi.
Pengawal : Terimakasih Pangeran (Langsung pergi)
Kacung : (Cengengesan) Naaah… Maksud saya.
Maaf Pangeran, hal ini hanya kita berdua yang harus tau. Jadi usahakan tidak ada orang selain kita berdua saat saya mengatakan ini.
Pangeran : Dasar bodoh! Bisikkan saja saya. Jadi orang lain tidak bisa mendengarnya.
Kacung : Oh iyaya… Baiklah. Maaf sebelumnya Pangeran (Membisikkan)
Kacungpun memberikan bisikan setannya, sehingga Pangeran percaya dengan tipuan bejatnya itu.
Kacung : (Selesai membisik) Bagaimana Pangeran?
Pangeran : (Memegang daguknya) Baiklah, kalau begitu segera panggil Proffesor Ali kemari.
Kacung : (Berlutut) Baik Pangeran, segara perintah titah Tuan Pangeran akan hamba lakukan.
Pangeran : Laksanakan!
Kacung : (Pergi meninggalkan ruangan)
Rani : (Berjalan menuju Pangeran) Apa yang telah rancanakan bersama Kacung, penjilat mu itu?
Pangeran : Tidak ada.
Rani : Pasti ada apa-apanya.
Baiklah kalau tidak mau memberi tahu. (Berjalan)
Pangeran : Baiklah, aku akan memberi tahu mu.
Rani : (Berhenti)
Pangeran : Tentang Proffesor Ali yang telah berhasil menciptakan pasukan robot perangnya.
Rani : Wow! Bukan kah itu menarik dan bagus sekali.
Pangeran : Menarik dan Bagus apanya. Justru ini adalah malapetaka buat kita semua. Sehingga… (Terputus)
Pengawal : (Berteriak) Kacung datang lagi!!!
Kacung : (Menghampiri Pangeran dan Berlutut – melihat Prof dan menyuruhnya berlutut)
Prof. Ali : (Berlutut)
Kacung : Ampun seribu ampun Tuan Pangeran. Saya telah berhasil membawa Proffesor Ali beserta penemuannya untuk datang kemari.
Pangeran : Bagus, bagus… berdirilah!
Kacung : (Berdiri)
Prof. Ali : (Berdiri)
Pangeran : Proffesor Ali
Prof. Ali : Ya Pangeran
Pangeran : Bisa-bisanya kau menciptakan robot yang sangat luar biasa ini. Siapa namanya?
Prof. Ali : Saya memberi ia nama cyborg D14, Pangeran. Tetapi panggilan akrabnya Djalu, panggil saja ia dengan nama Djalu, Pangeran. Ini adalah penemuan robot ku yang sangat spektakuler, di lengkapi dengan senjata-senjata nuklir berfrekuensi satu miliar Khz, Pangeran.
Pangeran : (Kaget) Woow! Bagaimana bisa sampai demikian? Hebat sekali…
Siapa namanya tadi? Cybiorggr B…
Prof. Ali : Panggil saja Djalu, Pangeran.
Pangeran : Yaa… Djalu.
Bagaimana cara mencobanya?
Prof. Ali : Oh, mudah saja. Tempelkan saja tangan Pangeran di bagian belakang bagian robot ini. Nah, di situ ada sebuah layar sentuh. Layar sentuh itu akan mengakses semua bagian sidik jari yang sudah terdaftar lewat friendster, eh! Maksudnya petinggi-petinggi kerajaan ini.
Pangeran : Boleh saya mencobanya?
Prof. Ali : Tentu saja.
Pangeran : (Mencoba) Setelah itu?
Prof. Ali : Silahkan memerintahnya.
Pangeran : Oh… begitu saja.
Prof. Ali : Ia Pangeran.
Pangeran : Hmmm…
Djalu, ambilkan pedang saya di pojok kiri atas dinding itu!
Djalu : (Bergerak – berjalan – Mengambil pedang dan memberikannya ke Pangeran)
Pangeran : Bagus, bagus…
(Tertawa)
Koor /All : (Tertawa)
Pangeran : (Berhenti tertawa secara tiba-tiba) Djalu, tangkap Proffesor Ali!!!
Djalu : (Bergerak – Menangkap Prof. Ali dengan gerakaan cepat secepat kilat)
Prof. Ali : (Terkejut) Pangeran, apa-apaan ini?!
Djalu : (Memeluk Prof. Ali dengan erat)
Pangeran : (Tertawa) Kamu pikir, kamu bisa menipu aku dengan tipuan busuk mu!
Prof. Ali : Apa maksudmu, Pangeran?
Pangeran : Yaa… setelah kamu berhasil menciptakan ratusan unit penemuan-penemuan robot mu itu, dengan otomatis kamu pasti maruk dan ingin mengambil alih kerajaan ini .
Prof. Ali : Tidak, tidak!
Pangeran : Tidak secepat itu kamu memperdayai ku. Sepintar-pintarnya tupai meloncat pasti akan jatuh juga.
Prof. Ali : Tidak Pangeran, Aku berani bersumpah!
Pangeran : Ya, ya, yaa… Djalu bunuh dia!
Djalu : (Mengeluarkan pedang di bagian celah tangannya)
Prof. Ali : Tidak, Pangeran! Percayalah kepadaku!
(Teriak memanggil) USOP…!!!
Koor / All : (Bingung) Usop???
Dari kejauhan terdengar suara ledakan runtuhan tembok. Terlihat bayangan cepat menghajar Prajurit, Djalu, Pangeran dan lainnya. Kemudian bayangan tersebut menyelamatkan Prof. Ali dan membawanya pergi.
Koor / All : (Terbaring kesakitan, kemudian berdiri dengan sempoyongan)
Pangeran : (Teriak Memanggil) PRAJURIT…!!!
Prajurit : (Menuju Pangeran) Ada apa Pangeran?
Pangeran : Cepat tangkap Profffesor Ali dan bayangan tadi!
Prajurit : (Gembira) Akhirnya aku mendapatkan misi khusus juga dari Pangeran, sudah lama aku menantikan hal yang sangat sakral ini. Dan terlalu lama aku melamun berdiri di depan gapura kerajaan…
Pengeran : (Marah) CEPAAAT…!!!
Prajurit : Siaaap!!! (Berlari melaksanakan tugas)
Pangeran : (Kepada Kacung) Kacung, bayangan apa itu tadi?
Kacung : Itu pasti robot penemuan Proffesor yang lainnya Tuan Pangeran.
Pangeran : Bodoh! Kenapa kamu tidak bisa mengetahuinya.
Kacung : Maaf Pangeran…
Pangeran : Bagaimana ini? Proffesor Ali pasti akan menyebar luas kan isu kerajaan ke semua masyarakat kerajaan ini. Ia akan menceritakan tentang semua kebusukan ku. Dan…
Kacung : (Memotong) Tenang dulu Pangeran.
Pangeran : Tenang, tenang…! Mau jatuh otak ku mendengarnya.
Kacung : Tarik nafas, tahan di perut, hembuskan…
Tarik nafas, tahan di perut, hembuskan berlahan…
Naah… saya punya ide bagus dan licik pangeran.
Pangeran : Ide apa lagi itu?
Kacung : (Tertawa) Begini Pangeran.
Kita sebarkan selebaran pengumuman yang bertuliskan “DI CARI PROF. ALI” dan bagi yang mendapatkannya mendapatkan hadiah dari Kerajaan. Dengan cara penteroran tersebut maka secara otomatis masyarakat akan membalikkan fakta dan mengira Proffesor Ali adalah penjahat di kerajaan ini, bahkan masyarakat juga akan ikut berpartisipasi mencari tempat persembunyian Proffesor Ali.
Maka dengan mudahnya tugas kita akan ringan dan misi Pangeran untuk mengambil hati istri Proffesor Ali juga bisa kan…
Rani : (Pura-pura batuk)
Pangeran : (Menoleh ke Rani – memberikan isyarat diam kepada Kacung)
Encer betul otak mu, Kacung.
Kacung : Siapa dulu dong, Kacung…! (Tertawa)
Pangeran : (Tertawa) Kalau begitu laksanakan!
Kacung : Baiklah.
(Berlutut) Semua perintah Tuan Pangeran akan saya laksanakan dengan sebaik-baiknya.
(Pergi melaksanakan tugas)
Pengawal : (Datang kecape’an menghadap Pangeran) Ampun seribu ampun Tuan Pangeran. Semua perintah titah Tuan Pangeran tak dapat saya laksakan hingga berhasil. Proffesor Ali berserta bayangan tersebut berlari sangat kecang Tuan Pangeran. Hingga…
Pangeran : (Teriak Memanggil) ALGOJO!!!
Algojo : (Menghadap Pangeran) Ada apa Pangeran?
Pangeran : Masukkan orang tak berguna ini ke kandang Macan!
Algojo : Baik Pangeran (Melaksanakan Tugas)
Pengawal : (Meminta tolong / Improvisasi)
Pangeran : (Tertawa)
CUT
BACK OUT
BABAK 2
Setting : Halaman Rumah Prof. Ali
Dimana Terlihat sebagaimana layaknya taman rumah yang sederhana dengan dihiasi bunga-bunga taman.
Terdapat sebuah kursi dan kayu besar yang biasa di duduki
Suasana : - Ribut, keadaan penggerbekan pencarian Prof. Ali
Terlihat Proffesor sedang bersembunyi, sedangkan Utin hanya terdiam bersedih sembari melihat anaknya menyaksikan tingkah laku Prajurit yang anarkis mengobrak-abrik rumah.
Dialog
Kacung : (Kepada Utin) Di mana Proffesor Ali kalian sembunyikan?
Utin : Dia telah pergi meninggalkan kerajaan ini
Pangeran : (Memegang pundak Kacung)
Kacung : (Terdiam)
Pangeran : (Kepada Utin) Di mana Proffesor Ali?
Utin : (Menggeleng kepala sembari menangis)
Pangeran : Sudahlah, jangan menangis.
Proffesor Ali memang seorang penipu dan pecundang. Ikutlah dengan ku, maka aku akan jadikan kau istriku.
Utin : (Memandang Pangeran)
Pengawal : (Menghampiri Pangeran dan Berlutut) Lapor Pangeran! Proffesor Ali tidak dapat kami temukan.
Pangeran : Kembalilah ke Kerajaan.
(Kepada Utin) Berfikirlah. Jika kau temukan jawabannya, datanglah ke kerajaan. Gerbang kerajaan selalu terbuka buat orang yang cantik seperti diri mu.
(Pergi)
Semua orang kerajaan pergi meninggalkan daerah rumah Prof. Ali.
Tak lama kemudian datang Prof. Ali menghampiri Utin dan melihat keadaan rumahnya.
Prof. Ali : Ibu… jangan menangis. Kita pasti bisa membuat rumah yang lebih bagus lagi dari ini dan isu fitnah aku sebagai penjahat pasti akan aku hapus dan terselesaikan.
Utin : (Marah) Membuat rumah bagus kata mu!
Asal kamu tahu Pak, untuk merenovasi rumah yang sudah peot saja kamu tidak mampu. Kamu itu harus sadar, bahwa kamu selama ini tidak bekerja.
Prof. Ali : Tetapi aku memang bekerja kan…
Utin : Ya, Proffesor kan? Proffeor yang hanya di anggap sampah, di campakkan oleh kerajaan dan di anggap sebagai penjahat karena menemukan sebuah penemuan-penemuan gila dan menghancurkan kerajaan.
Prof. Ali : Penemuan gila dan menghancurkan kerajaan bagaimana?
Utin : Lihat saja salah satu penemuan gila mu itu, Usop! Tidak dapat di andalkan, tahunya hanya berperang, tidak dapat membantu ku mengurus kerjaan dapur dan berladang. Penemuan apa itu? Cobalah kau membuat robot-robot yang memasyarakat saja Pak. Yang bisa mencusi piring, mencuci baju, memasak, mencangkul, membajak sawah dan yang lainnya.
Prof. Ali : Kamu sendiri dan anak kita kan bisa melakukan semua urusan itu?
Utin : Ia membantu apa Pak? Aku menyesal mengadopsinya menjadi seorang anak, kerjanya hanya bermain dan meladen robot gila mu itu.
Eko : (Berhenti bermain – berdiri sedih)
Prof. Ali : Kau… (Ingin menampar Utin tetapi tak sanggup)
Eko : (Pergi lari sambil menangis)
Prof. Ali : (Memanggil) Eko…!
Utin : Dan aku menyesal menjadi istri mu. Tidak bisa membuatkan ku seorang anak.
Prof. Ali : (Marah berbaur kesedihan – memgang pundak Utin) Sadar Bu’!
Kau telah di rasuki setan, kenapa kau bisa mengatakan hal demikian.
Kau gila…
Utin : (Marah) Kau yang gila! Sekarang, aku maunya kita cerai!
Prof. Ali : Tapi Bu…
Utin : Cerai Titik!!! (Langsung pergi)
Prof. Ali : (Memanggil) Utin…
(Terperanjat jatuh, menangis, berteriak, dan stress)
Suasana hening di rasuki oleh kesediahan Proffesor Ali yang teramat dalam. Tak lama kemudian datang Guru dengan keadaan mabuk dan meraba-raba jalan dengan tongkat tuanya.
Prof. Ali : Gu…..Guru…..Guru ko tiba-tiba ada disini
Guru : Memangnya kenapa, kamu kaget dengan kedatangan guru,atau kamu tidak mau menerima tamu sepertiku ini.
Prof. Ali ; Bukan begitu, maksud ku..? ko guru bisa kemari. Guru kan buta,bagai mana guru bisa tau jalan kemari.
Guru : Dasar bodoh, guru jalanya pakai perasaan lah.
Prof .Ali : Oh…ia juga yah
Guru : Eh Ali, apa kau tidak mau mempersilahkan ku untuk duduk.
Prof.Ali : Oh ia silahkan guru (mengandeng guru dan mendudukan guru di sebuah kayu besar)
Prof.Ali : (diam meratapi keseihanya)
Guru : Hei ali, kenapa kamu diam saja. Kamu bertengkar lagi sama istrimu
Prof.Ali : Bukan hanya bertengkar guru, tapi istriku juga memunta cerai dariku. Dia bilang aku tidak bekerja, padahal selama ini aku sudah susah payah untuk menafkihanya lagir dan batin.
Guru : Ali. Perkataan istrimu benar. Cobalah untuk mengerti keadaan ini semua. Kau itu tidak punya pekarjaan tetap selayaknya seorang suami.
Prof .Ali : (memotong pembicaraan) Tapi guru, aku kan bekarja.
Guru : (memotong pembicaraan) Ya……Sebagai prffesor yang tidak di akui dan di campakkan begitu saja oleh kerajaan. Seharusnya kau berfikir ali, seorang istri pasti menginginkan suaminya itu bekerja, punya uang yang banyak dan rumah yang bagus.
Prof.Ali : Tapi guru…..
Guru : Jangan kau mengikuti jejak gurumu. Ketika aku terperanjat oleh obsesiku sebagai ilmuan aku tidak bisa lagi melepaskanya dalam kehidupanku. Karena dalam fikiranku hanya ada eksperimen beserta penemuan-penemuan gila yang selama ini aku teliti. Sudahlah ali sebaiknya sekarang kau memperbaiki kehidupanmu. Dan terlebih dahulu kau perbaiki rumahmu yang sudah ambruk ini.
Prof.Ali : loh…ko guru bisa tau dengan keadaan rumahku.
Guru : Ali…Ali…jelas guru tau, dari tadi kau hanya mendudukanku di kayu besar ini dan tidak mempersilahkanku masuk serta menyediakan kopi susu kesukaanku.
Prof.Ali : (tersenyum malu bercampur sedih) tapi guru bukan hanya itu aku juga tidak bisa memberikanya seorang anak.
Guru : Ali…ali…dasar mandul..! ini (guru mengambil sebuah botol ramuan)
Prof .Ali : Apa ini giru..?
Guru : Ramuan penemuan baruku supaya kau tidak mandul lagi
Prof .Ali : Yang benar guru, apakah ini akan berhasil.
Guru : Sejak kapan aku berbohong kepadamu, dan penemuanku yang mana yang tidak berhasil. Sudah jangan bertela-tele. Ambil ini (memberikan ramuan terebut kepada ali)
Prof.Ali : Terimakasih guru. Tapi bagaimana cara mengunakanya guru.
Guru : Dasar bodoh. Kau pinum dan kau habiskan saja ramuan itu.
Prof.Ali : Baik Guru( mau meminum ramuan tersebut)
Guru : eits…apa yang kau lakukan
Prof.Ali : apa lagi.kalau bukan meminumnya
Guru : jangan kau pinum sekarang. Tapi pinumlah disaat kau memadu kasih bersama istrimu (tertawa)
Eh ali, apa benar anakmu itu hasil adpsi.
Prof.Ali loh…ko guru bisa tau lagi
Guru : ahhh……tadi aku sempat menguping pembicaraan kau bersanma istrimu. Pantas saja tak sedikut pun kemiripan kau dan itrimu terhadap anak mu.
Prof.Ali : guru, bagaimana guru bisa mengetahui ini semua, sedangkan……
Guru : (memotong pembicaraan) aghhhhhh…..jangan kau fikirkan hal itu. Aku ini gurumu, jadi tidak heran kalau aku tau segalanya tentangmu.
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakan, yang ternyata eko.
Eko : (dengan nafas terpingkal-pingkal) Bapak…….bapak……
Prof.Ali : ( kaget ) ada apa eko..!!!
Eko : ibu…ibu…ibu…
Prof.Ali : Ada apa dengan ibumu
Eko : Ibu sedang bermesraan dengan pangeran di kerajaan
Prof.Ali : ( Terkejut bercampur marah ) Apa…..Bangsat…..!!!!! ternyata kau yang mau merebut istriku. Tunggu kadatanganku pangeran. Usop….cepat kau ambilkan senjataku.
Usop : ( melaksanakan perintah )
Prof.Ali : Kalau begitu ayo kita bergegas menyerang kerajaan. ( pergi menyerang kerajaan )
Guru : woi…..kalian mau kemana, kenapa aku yang buta ini kalian tingalkan sendiri. Haghh….dimana kalian (guru kelabakan karena di tingal sendirian)
CUT
BACK OUT
Sutradara. Pawadi Jihad
Pelakon
1. Prof. Ali : Apriansyah
2. Pangeran : Arief Renardi
3. Kacung : Pepet
4. Guru : iPaw
5. Utin : Dhani
6. Rani : Endah
7. Eko : Imam
8. Usop : Oppi
9. Djalu : Eka Hendra
10. Prajurit : Solihin & Buhari
11. Algojo : Jay
Adegan ini terjadi di sebuah kerajaan yang penuh dengan kejahatan, kemunafikan, dan bersistem capital.
BABAK 1
Setting : Kerajaan
Di sebuah ruangan para petinggi-petinggi kerajaan berkumpul
Terlihat sebuah kursi tunggal. Di sampingnya terdapat sebuah meja kecil dan terpampang sebuah mangkuk besar berisikan buah-buahan yang lezat.
Suasana : - Ruangan gelap. Hanya ada beberapa lilin yang menerangi ruangan tersebut.
- Terlihat Pangeran dan Rani (Perempuan Panggilan) bemesraan di sebuah kursi tunggal sembari memegang segelas minuman segar.
Dialog
Pangeran : (Tersenyum dan ingin mencium Rani)
Rani : (Memalingkan muka sembari menahan mulut Pangeran dengan tangan kirinya) Iiiih…
(Pergi dari pangkuan Pangeran menuju kontak listrik dan menghidupkan lampu)
Pangeran : Kenapa sayang?
Rani : (Tersenyum sembari meminum segelas air yang ia pegang)
Pangeran : Kamu masih belum percaya dengan apa yang telah aku janjikan.
Rani : (Berjalan menuju meja kecil dan menaruh gelasnya)
(Terenyum) Aku belum percaya.
Pangeran : Apa pasal?
Rani : Pasal, maksud mu?
Pangeran : Kenapa kamu belum percaya dengan ku?
Rani : (Bengis) Kamu belum mempertemukan ku dengan Sang Raja. Untuk apa aku percaya dengan mu kalau kamu mau memperistri aku.
Pangeran : Sang Raja sibuk dengan perebutan kekuasaan wilayah.
Rani : Maksud kamu?
Pangeran : Ya… ia sibuk berperang dengan Negara tetangga. Mana mungkin aku mempertemukan mu dengan Ayah ku yang sibuk menembak kepala Ibu Negara tetangga.
Tolong, percayalah dengan ku.
Rani : (Masih bengis) Aku masih belum percaya
(Mengambil buah anggur lalu memakannya)
Pangeran : Baiklah. (Memainkan hidung) Apa yang kau minta pasti aku turuti.
Lihatlah di sana! Aku punya tanah dan kekuasaan, perternakan sapi di mana-mana, rakyat-rakyat yang bertekuk lutut dengan ku memberikan sebagian penghasilannya kepadaku dan sebuah perusahaan robot perang yang spektakuler.
Rani : (Mengangguk sembari memikir) Hmmm…
Pangeran : Semua itu akan ku berikan untuk mu
Rani : (Menoleh ke arah Pangeran) Benarkah?
Itu yang aku mau dari tadi
Pangeran : Maksud kamu?
Rani : Ya… menunggu mu hingga mengatakan semua itu.
Pangeran : (Berjalan menuju Rani dan memegang kudua tangan Rani)
Jadi kamu mau kan menjadi istri ku?
Rani : Tentu saja bodoh…
Mana ada perempuan yang menolak jika hantaran pernikahannya semewah itu.
Pangeran : Bagus, bagus… (Tertawa)
(Mencium tangan Rani)
Rani : (Tersenyum)
Pangeran : (Berjalan menuju ke meja kecil dan mengambil sebuah remote dan menghidupkan sebuah lagu yang indah)
Mereka berdua pun saling berpegangan tangan, bersitatap dan berdansa sesuai dengan alunan musik klasik tersebut.
Suasana membutakan hasrat pikiran mereka dan masih bersitatap, kemudian semakin mendekat dan merasakan sebuah kecupan yang luar biasa. Tetapi…
Prajurit : (Hanya Suara – Teriak) Kacung menghadap!!!
Pangeran : (Kaget!)
Rani : (Kaget dan berjalan menuju meja kecil kemudian menuangkan minuman kedalam gelas, mengambilnya, berposisi nyandar di kursi tunggal dan minum)
Pangeran : (Berposisi tegak berwibawa)
Kacung : (Menghampiri Pangeran dan berlutut) Ampun seribu ampun Pangeran, ada sesuatu yang hendak saya informasikan ke Pangeran.
Pangeran : Berdirilah!
Kacung : Terimakasih Pangeran.
Pangeran : Ada apa?
Kacung : (Gugup) Anu, anu… Pangeran.
Pangeran : Ada apa? Saya tidak banyak waktu, jam padat!
Kacung : Proffesor, Pangeran.
Pangeran : Ada apa dengan Proffesor?
Kacung : Proffesor… Proffesor…
Pangeran : (Marah) Sangat bertele-tele. Pengawal!!!
Pengawal : (Menuju ke Pangeran) Ada apa Pangeran?
Kacung : (Gelisah) Baiklah, Pangeran.
Pangeran : (Kepada Pengawal) Tidak jadi.
Pengawal : Terimakasih Pangeran (Langsung pergi)
Pangeran : Nah, katakana!
Kacung : Proffesor, Proffesor Ali berhasil mensukseskan proyek besar kita Pangeran.
Pangeran : Maksud kamu apa?
Kacung : Maksud saya. Proffesor Ali berhasil membuat robot-robot perang hasil penemuannya Tuan Pangeran.
Pangeran : (Kaget) Apa!
(Tertawa) Bagus-bagus…
Kacung : (Terhentak) Bagus apanya Pangeran…
Pangeran : Iya, tentu saja bagus bukan?
Kacung : Walah… Pangeran kenapa tidak bisa mikir kedepan siih?
Justru ini adalah mala petaka buat kita semua, Pangeran. Buat Pangeran, buat baginda Raja, Buat saya, bahkan buat kerajaan ini Pangeran.
Pangeran : (Marah) Malah sebaliknya bodoh!
Kacung : Malah sebaliknya Pangeran.
Pangeran : Kamu menantang saya? (Memanggil) Pengawal!!!
Pengawal : (Menuju Pangeran) Ada apa Pangeran?
Kacung : Tuan Pangeran, dengar dulu yang mau saya bicarakan kepada Pangeran…
Pangeran : (Kepada Pangawal) Tidak jadi.
Pengawal : Terimakasih Pangeran (Langsung pergi)
Kacung : (Cengengesan) Naaah… Maksud saya.
Maaf Pangeran, hal ini hanya kita berdua yang harus tau. Jadi usahakan tidak ada orang selain kita berdua saat saya mengatakan ini.
Pangeran : Dasar bodoh! Bisikkan saja saya. Jadi orang lain tidak bisa mendengarnya.
Kacung : Oh iyaya… Baiklah. Maaf sebelumnya Pangeran (Membisikkan)
Kacungpun memberikan bisikan setannya, sehingga Pangeran percaya dengan tipuan bejatnya itu.
Kacung : (Selesai membisik) Bagaimana Pangeran?
Pangeran : (Memegang daguknya) Baiklah, kalau begitu segera panggil Proffesor Ali kemari.
Kacung : (Berlutut) Baik Pangeran, segara perintah titah Tuan Pangeran akan hamba lakukan.
Pangeran : Laksanakan!
Kacung : (Pergi meninggalkan ruangan)
Rani : (Berjalan menuju Pangeran) Apa yang telah rancanakan bersama Kacung, penjilat mu itu?
Pangeran : Tidak ada.
Rani : Pasti ada apa-apanya.
Baiklah kalau tidak mau memberi tahu. (Berjalan)
Pangeran : Baiklah, aku akan memberi tahu mu.
Rani : (Berhenti)
Pangeran : Tentang Proffesor Ali yang telah berhasil menciptakan pasukan robot perangnya.
Rani : Wow! Bukan kah itu menarik dan bagus sekali.
Pangeran : Menarik dan Bagus apanya. Justru ini adalah malapetaka buat kita semua. Sehingga… (Terputus)
Pengawal : (Berteriak) Kacung datang lagi!!!
Kacung : (Menghampiri Pangeran dan Berlutut – melihat Prof dan menyuruhnya berlutut)
Prof. Ali : (Berlutut)
Kacung : Ampun seribu ampun Tuan Pangeran. Saya telah berhasil membawa Proffesor Ali beserta penemuannya untuk datang kemari.
Pangeran : Bagus, bagus… berdirilah!
Kacung : (Berdiri)
Prof. Ali : (Berdiri)
Pangeran : Proffesor Ali
Prof. Ali : Ya Pangeran
Pangeran : Bisa-bisanya kau menciptakan robot yang sangat luar biasa ini. Siapa namanya?
Prof. Ali : Saya memberi ia nama cyborg D14, Pangeran. Tetapi panggilan akrabnya Djalu, panggil saja ia dengan nama Djalu, Pangeran. Ini adalah penemuan robot ku yang sangat spektakuler, di lengkapi dengan senjata-senjata nuklir berfrekuensi satu miliar Khz, Pangeran.
Pangeran : (Kaget) Woow! Bagaimana bisa sampai demikian? Hebat sekali…
Siapa namanya tadi? Cybiorggr B…
Prof. Ali : Panggil saja Djalu, Pangeran.
Pangeran : Yaa… Djalu.
Bagaimana cara mencobanya?
Prof. Ali : Oh, mudah saja. Tempelkan saja tangan Pangeran di bagian belakang bagian robot ini. Nah, di situ ada sebuah layar sentuh. Layar sentuh itu akan mengakses semua bagian sidik jari yang sudah terdaftar lewat friendster, eh! Maksudnya petinggi-petinggi kerajaan ini.
Pangeran : Boleh saya mencobanya?
Prof. Ali : Tentu saja.
Pangeran : (Mencoba) Setelah itu?
Prof. Ali : Silahkan memerintahnya.
Pangeran : Oh… begitu saja.
Prof. Ali : Ia Pangeran.
Pangeran : Hmmm…
Djalu, ambilkan pedang saya di pojok kiri atas dinding itu!
Djalu : (Bergerak – berjalan – Mengambil pedang dan memberikannya ke Pangeran)
Pangeran : Bagus, bagus…
(Tertawa)
Koor /All : (Tertawa)
Pangeran : (Berhenti tertawa secara tiba-tiba) Djalu, tangkap Proffesor Ali!!!
Djalu : (Bergerak – Menangkap Prof. Ali dengan gerakaan cepat secepat kilat)
Prof. Ali : (Terkejut) Pangeran, apa-apaan ini?!
Djalu : (Memeluk Prof. Ali dengan erat)
Pangeran : (Tertawa) Kamu pikir, kamu bisa menipu aku dengan tipuan busuk mu!
Prof. Ali : Apa maksudmu, Pangeran?
Pangeran : Yaa… setelah kamu berhasil menciptakan ratusan unit penemuan-penemuan robot mu itu, dengan otomatis kamu pasti maruk dan ingin mengambil alih kerajaan ini .
Prof. Ali : Tidak, tidak!
Pangeran : Tidak secepat itu kamu memperdayai ku. Sepintar-pintarnya tupai meloncat pasti akan jatuh juga.
Prof. Ali : Tidak Pangeran, Aku berani bersumpah!
Pangeran : Ya, ya, yaa… Djalu bunuh dia!
Djalu : (Mengeluarkan pedang di bagian celah tangannya)
Prof. Ali : Tidak, Pangeran! Percayalah kepadaku!
(Teriak memanggil) USOP…!!!
Koor / All : (Bingung) Usop???
Dari kejauhan terdengar suara ledakan runtuhan tembok. Terlihat bayangan cepat menghajar Prajurit, Djalu, Pangeran dan lainnya. Kemudian bayangan tersebut menyelamatkan Prof. Ali dan membawanya pergi.
Koor / All : (Terbaring kesakitan, kemudian berdiri dengan sempoyongan)
Pangeran : (Teriak Memanggil) PRAJURIT…!!!
Prajurit : (Menuju Pangeran) Ada apa Pangeran?
Pangeran : Cepat tangkap Profffesor Ali dan bayangan tadi!
Prajurit : (Gembira) Akhirnya aku mendapatkan misi khusus juga dari Pangeran, sudah lama aku menantikan hal yang sangat sakral ini. Dan terlalu lama aku melamun berdiri di depan gapura kerajaan…
Pengeran : (Marah) CEPAAAT…!!!
Prajurit : Siaaap!!! (Berlari melaksanakan tugas)
Pangeran : (Kepada Kacung) Kacung, bayangan apa itu tadi?
Kacung : Itu pasti robot penemuan Proffesor yang lainnya Tuan Pangeran.
Pangeran : Bodoh! Kenapa kamu tidak bisa mengetahuinya.
Kacung : Maaf Pangeran…
Pangeran : Bagaimana ini? Proffesor Ali pasti akan menyebar luas kan isu kerajaan ke semua masyarakat kerajaan ini. Ia akan menceritakan tentang semua kebusukan ku. Dan…
Kacung : (Memotong) Tenang dulu Pangeran.
Pangeran : Tenang, tenang…! Mau jatuh otak ku mendengarnya.
Kacung : Tarik nafas, tahan di perut, hembuskan…
Tarik nafas, tahan di perut, hembuskan berlahan…
Naah… saya punya ide bagus dan licik pangeran.
Pangeran : Ide apa lagi itu?
Kacung : (Tertawa) Begini Pangeran.
Kita sebarkan selebaran pengumuman yang bertuliskan “DI CARI PROF. ALI” dan bagi yang mendapatkannya mendapatkan hadiah dari Kerajaan. Dengan cara penteroran tersebut maka secara otomatis masyarakat akan membalikkan fakta dan mengira Proffesor Ali adalah penjahat di kerajaan ini, bahkan masyarakat juga akan ikut berpartisipasi mencari tempat persembunyian Proffesor Ali.
Maka dengan mudahnya tugas kita akan ringan dan misi Pangeran untuk mengambil hati istri Proffesor Ali juga bisa kan…
Rani : (Pura-pura batuk)
Pangeran : (Menoleh ke Rani – memberikan isyarat diam kepada Kacung)
Encer betul otak mu, Kacung.
Kacung : Siapa dulu dong, Kacung…! (Tertawa)
Pangeran : (Tertawa) Kalau begitu laksanakan!
Kacung : Baiklah.
(Berlutut) Semua perintah Tuan Pangeran akan saya laksanakan dengan sebaik-baiknya.
(Pergi melaksanakan tugas)
Pengawal : (Datang kecape’an menghadap Pangeran) Ampun seribu ampun Tuan Pangeran. Semua perintah titah Tuan Pangeran tak dapat saya laksakan hingga berhasil. Proffesor Ali berserta bayangan tersebut berlari sangat kecang Tuan Pangeran. Hingga…
Pangeran : (Teriak Memanggil) ALGOJO!!!
Algojo : (Menghadap Pangeran) Ada apa Pangeran?
Pangeran : Masukkan orang tak berguna ini ke kandang Macan!
Algojo : Baik Pangeran (Melaksanakan Tugas)
Pengawal : (Meminta tolong / Improvisasi)
Pangeran : (Tertawa)
CUT
BACK OUT
BABAK 2
Setting : Halaman Rumah Prof. Ali
Dimana Terlihat sebagaimana layaknya taman rumah yang sederhana dengan dihiasi bunga-bunga taman.
Terdapat sebuah kursi dan kayu besar yang biasa di duduki
Suasana : - Ribut, keadaan penggerbekan pencarian Prof. Ali
Terlihat Proffesor sedang bersembunyi, sedangkan Utin hanya terdiam bersedih sembari melihat anaknya menyaksikan tingkah laku Prajurit yang anarkis mengobrak-abrik rumah.
Dialog
Kacung : (Kepada Utin) Di mana Proffesor Ali kalian sembunyikan?
Utin : Dia telah pergi meninggalkan kerajaan ini
Pangeran : (Memegang pundak Kacung)
Kacung : (Terdiam)
Pangeran : (Kepada Utin) Di mana Proffesor Ali?
Utin : (Menggeleng kepala sembari menangis)
Pangeran : Sudahlah, jangan menangis.
Proffesor Ali memang seorang penipu dan pecundang. Ikutlah dengan ku, maka aku akan jadikan kau istriku.
Utin : (Memandang Pangeran)
Pengawal : (Menghampiri Pangeran dan Berlutut) Lapor Pangeran! Proffesor Ali tidak dapat kami temukan.
Pangeran : Kembalilah ke Kerajaan.
(Kepada Utin) Berfikirlah. Jika kau temukan jawabannya, datanglah ke kerajaan. Gerbang kerajaan selalu terbuka buat orang yang cantik seperti diri mu.
(Pergi)
Semua orang kerajaan pergi meninggalkan daerah rumah Prof. Ali.
Tak lama kemudian datang Prof. Ali menghampiri Utin dan melihat keadaan rumahnya.
Prof. Ali : Ibu… jangan menangis. Kita pasti bisa membuat rumah yang lebih bagus lagi dari ini dan isu fitnah aku sebagai penjahat pasti akan aku hapus dan terselesaikan.
Utin : (Marah) Membuat rumah bagus kata mu!
Asal kamu tahu Pak, untuk merenovasi rumah yang sudah peot saja kamu tidak mampu. Kamu itu harus sadar, bahwa kamu selama ini tidak bekerja.
Prof. Ali : Tetapi aku memang bekerja kan…
Utin : Ya, Proffesor kan? Proffeor yang hanya di anggap sampah, di campakkan oleh kerajaan dan di anggap sebagai penjahat karena menemukan sebuah penemuan-penemuan gila dan menghancurkan kerajaan.
Prof. Ali : Penemuan gila dan menghancurkan kerajaan bagaimana?
Utin : Lihat saja salah satu penemuan gila mu itu, Usop! Tidak dapat di andalkan, tahunya hanya berperang, tidak dapat membantu ku mengurus kerjaan dapur dan berladang. Penemuan apa itu? Cobalah kau membuat robot-robot yang memasyarakat saja Pak. Yang bisa mencusi piring, mencuci baju, memasak, mencangkul, membajak sawah dan yang lainnya.
Prof. Ali : Kamu sendiri dan anak kita kan bisa melakukan semua urusan itu?
Utin : Ia membantu apa Pak? Aku menyesal mengadopsinya menjadi seorang anak, kerjanya hanya bermain dan meladen robot gila mu itu.
Eko : (Berhenti bermain – berdiri sedih)
Prof. Ali : Kau… (Ingin menampar Utin tetapi tak sanggup)
Eko : (Pergi lari sambil menangis)
Prof. Ali : (Memanggil) Eko…!
Utin : Dan aku menyesal menjadi istri mu. Tidak bisa membuatkan ku seorang anak.
Prof. Ali : (Marah berbaur kesedihan – memgang pundak Utin) Sadar Bu’!
Kau telah di rasuki setan, kenapa kau bisa mengatakan hal demikian.
Kau gila…
Utin : (Marah) Kau yang gila! Sekarang, aku maunya kita cerai!
Prof. Ali : Tapi Bu…
Utin : Cerai Titik!!! (Langsung pergi)
Prof. Ali : (Memanggil) Utin…
(Terperanjat jatuh, menangis, berteriak, dan stress)
Suasana hening di rasuki oleh kesediahan Proffesor Ali yang teramat dalam. Tak lama kemudian datang Guru dengan keadaan mabuk dan meraba-raba jalan dengan tongkat tuanya.
Prof. Ali : Gu…..Guru…..Guru ko tiba-tiba ada disini
Guru : Memangnya kenapa, kamu kaget dengan kedatangan guru,atau kamu tidak mau menerima tamu sepertiku ini.
Prof. Ali ; Bukan begitu, maksud ku..? ko guru bisa kemari. Guru kan buta,bagai mana guru bisa tau jalan kemari.
Guru : Dasar bodoh, guru jalanya pakai perasaan lah.
Prof .Ali : Oh…ia juga yah
Guru : Eh Ali, apa kau tidak mau mempersilahkan ku untuk duduk.
Prof.Ali : Oh ia silahkan guru (mengandeng guru dan mendudukan guru di sebuah kayu besar)
Prof.Ali : (diam meratapi keseihanya)
Guru : Hei ali, kenapa kamu diam saja. Kamu bertengkar lagi sama istrimu
Prof.Ali : Bukan hanya bertengkar guru, tapi istriku juga memunta cerai dariku. Dia bilang aku tidak bekerja, padahal selama ini aku sudah susah payah untuk menafkihanya lagir dan batin.
Guru : Ali. Perkataan istrimu benar. Cobalah untuk mengerti keadaan ini semua. Kau itu tidak punya pekarjaan tetap selayaknya seorang suami.
Prof .Ali : (memotong pembicaraan) Tapi guru, aku kan bekarja.
Guru : (memotong pembicaraan) Ya……Sebagai prffesor yang tidak di akui dan di campakkan begitu saja oleh kerajaan. Seharusnya kau berfikir ali, seorang istri pasti menginginkan suaminya itu bekerja, punya uang yang banyak dan rumah yang bagus.
Prof.Ali : Tapi guru…..
Guru : Jangan kau mengikuti jejak gurumu. Ketika aku terperanjat oleh obsesiku sebagai ilmuan aku tidak bisa lagi melepaskanya dalam kehidupanku. Karena dalam fikiranku hanya ada eksperimen beserta penemuan-penemuan gila yang selama ini aku teliti. Sudahlah ali sebaiknya sekarang kau memperbaiki kehidupanmu. Dan terlebih dahulu kau perbaiki rumahmu yang sudah ambruk ini.
Prof.Ali : loh…ko guru bisa tau dengan keadaan rumahku.
Guru : Ali…Ali…jelas guru tau, dari tadi kau hanya mendudukanku di kayu besar ini dan tidak mempersilahkanku masuk serta menyediakan kopi susu kesukaanku.
Prof.Ali : (tersenyum malu bercampur sedih) tapi guru bukan hanya itu aku juga tidak bisa memberikanya seorang anak.
Guru : Ali…ali…dasar mandul..! ini (guru mengambil sebuah botol ramuan)
Prof .Ali : Apa ini giru..?
Guru : Ramuan penemuan baruku supaya kau tidak mandul lagi
Prof .Ali : Yang benar guru, apakah ini akan berhasil.
Guru : Sejak kapan aku berbohong kepadamu, dan penemuanku yang mana yang tidak berhasil. Sudah jangan bertela-tele. Ambil ini (memberikan ramuan terebut kepada ali)
Prof.Ali : Terimakasih guru. Tapi bagaimana cara mengunakanya guru.
Guru : Dasar bodoh. Kau pinum dan kau habiskan saja ramuan itu.
Prof.Ali : Baik Guru( mau meminum ramuan tersebut)
Guru : eits…apa yang kau lakukan
Prof.Ali : apa lagi.kalau bukan meminumnya
Guru : jangan kau pinum sekarang. Tapi pinumlah disaat kau memadu kasih bersama istrimu (tertawa)
Eh ali, apa benar anakmu itu hasil adpsi.
Prof.Ali loh…ko guru bisa tau lagi
Guru : ahhh……tadi aku sempat menguping pembicaraan kau bersanma istrimu. Pantas saja tak sedikut pun kemiripan kau dan itrimu terhadap anak mu.
Prof.Ali : guru, bagaimana guru bisa mengetahui ini semua, sedangkan……
Guru : (memotong pembicaraan) aghhhhhh…..jangan kau fikirkan hal itu. Aku ini gurumu, jadi tidak heran kalau aku tau segalanya tentangmu.
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakan, yang ternyata eko.
Eko : (dengan nafas terpingkal-pingkal) Bapak…….bapak……
Prof.Ali : ( kaget ) ada apa eko..!!!
Eko : ibu…ibu…ibu…
Prof.Ali : Ada apa dengan ibumu
Eko : Ibu sedang bermesraan dengan pangeran di kerajaan
Prof.Ali : ( Terkejut bercampur marah ) Apa…..Bangsat…..!!!!! ternyata kau yang mau merebut istriku. Tunggu kadatanganku pangeran. Usop….cepat kau ambilkan senjataku.
Usop : ( melaksanakan perintah )
Prof.Ali : Kalau begitu ayo kita bergegas menyerang kerajaan. ( pergi menyerang kerajaan )
Guru : woi…..kalian mau kemana, kenapa aku yang buta ini kalian tingalkan sendiri. Haghh….dimana kalian (guru kelabakan karena di tingal sendirian)
CUT
BACK OUT
Babak 3
Setingan : Ruang utama kerajaan, di mana terdapat sebuah kursi pangeran dan meja-meja kecil di samping kursi, tempat menyimpan air dan buah.
Suasana : Sepi, dengan lampu remang-remang dan hanya ada dua orang prajurit.
Terlihat prajurit 1 yang sedang menduduki kursi pangeran, dan prajurit 2 hanya duduk termenung di lantai.
Prajurit 1 : ( Menduduki kursi pangeran dengan gagah lalu tertawa )
Eh, apa yang sedang kau fikirkan ( kepada prajurit 2 )
Prajurit 2 : Aku sedang memikirkan prof ali.
Prajurit 1 : ( Terkejut ) Hah, prof ali. Memangnya kenapa dengan prof ali.
Prajurit 2 : Bias- bisanya dia berkhianat pada kerajaan, padahal diakan orang kepercayaan kerajaan.
Prajurit 1 : Hah….mana aku tau, kau Tanyakan saja dengan prof ali. Kenapa dia seperti itu.
Prajurit 2 : Oh ia yah, tapi prof ali-nya dimana ya ?
Prajurit 1 : Nah, itu dia masalahnya. Prof ali sekarang sedang wanted. Dan….
Tiba- tiba terdengar teriakan dari gerbang tanda pangeran akan tiba di ruang utama.
Penjaga : ( Teriak ) Pengeran tiba…….!!!!!
Spontan kedua prajurit bergegas dengan posisi masing – masing dan bersiaga di tempat. Tak lama pangeran pun datang dengan mengandeng tangan Utin. Kemudian mempersilahka Utin duduk di kursi kerajaan, dan pangeran mengambil air minum di meja kecil samping kursi, lalu memberikan air tersebut kapada Utin dengan mesra, dan duduk di bawah kaki Utin.
Pangeran : Utin
Utin : ia Pangeran.
Pangeran : Apakah kau tau ?
Utin : Maksudnya, tentang apa yah Pangeran?
Pangeran : Bahwa hari ini kau sangat cantik sekali.
Utin : ( Tersipu malu )
Ah, pangeran bisa saja kalua merayu.
Pangeran : Oh, aku bukan hanya sekedar merayu, tapi aku berbicara dari lubuk hatiku yang paling dalam.
Utin : ( Semakin tersipu malu )
Pangeran : Oh ia, apakah kau sudah meminta cerai kepada Prof Ali ?
Utin : tentu sudah tuan ku, kalau belum, buat apa aku datang kemari.
Pangera : ( tertawa )
Bagus, bagus. Kau memang pandai Utin. Dan keputusanmu untuk datang ke kerajaan juga sangat tepat. bukankah aku sudah berjanji bukan, bahwa pintu kerajaan selalu terbuka untuk wanita secantikmu Utin? ( tertawa )
Utin : ( Tersenyum )
Pangeran : ( Kepada pengawal )
Hei kalian, aku perintahkan tiggalkan ruangan ini.
Pengawal : Baik pangeran.
Pengawal pun meninggalkan ruangan tersebut dan Pangeran segera mendekati Utin,
Pangeran : Utin ?
Utin : Ada apa lagi pangeran ?
Pangeran : Maukah, kau menjadi istriku.
Utin : ( Berfikir akan pertanyaan pangeran )
Pangeran : Tenang saja utin, kalau kau mau menjadi istriku, segala milik ku akan kuberikan kepadamu, dan aku juga bisa memberikanmu seorang anak.
Utin : Benarkah.
Pangeran : yah, tentu saja.
Utin : kalau memang seperti itu, aku mau menjadi istrimu.
Pangeran : ( Tertawa )
Bagus. Bagus
`Pangeran mencium tangan Utin, kemudian membelai ranbut Utin dan memegang lehernya lalu hendak mencium Utin dengan perlahan, tapi mereka dikejutkan oleh kedatangan Rani.
Rani : ( Teriak )
Tunggu !!!
Spontan Pangeran dan Rani terkejut lalu melepaskan pelukan.
Utin : Rani.
Rani : jangan mau Utin. kau jangan percaya dengan perkataan manis Pangeran yang busuk ini.
Pangeran : Heh Rani, kau jangan lancang terhadap ku, apakah kau tidak tau, kau berbicara dengan siapa!
Rani : Yah, aku sedang berbicara dengan seorang lelaki licik dan pengecut sepertimu.
Pangeran : Beraninya kau bicara seperti itu.
Rani : Memang benar bukan, dulu kau juga berjanji, seperti kau berjanji kepada Utin, bahwa kau mau menikahi aku, tapi apa. Kau berkhianat pangeran, setelah kau hamili aku, kau campakan aku begitu saja dan anak dari darah dagingku kau buang begitu saja, sehingga ia di adopsi Profesor Ali dan hidup bersamanya.
Pangeran : ( Marah )
Ah…….dasar perempuan sial. Pengawal……
Mendengar teriakan pangeran, seorang pengawalpun datang.
Pengawal 1 : Ada apa pangeran.
Pangeran : Tangkap perempuan ini, dan jebloskan dia ke kandang kingkong.
Tanpa basa basi pengawal langsung menangkap Rani, sponta Rani meronta dan meminta lepas, Utin tak tingal diam, ia pun lamgsung angkat bicara.
Utin : Dasar biadap kau pangeran, ternyata kau seorang yang licik.
( Menampar pangeran )
Pangeran : Kurang ajar ( balas menampar )
Jahannam, ( teriak ) pengawal…..
Pengawal 2 : Ada apa pangeran.
Pangeran : Cepat kau tangkap perempuan yang kurang ajar ini.
Pengawal 2 segera menangkap Utin dengan paksa, tapi tiba-tiba datanglah Profesor Ali, Usop dan Sari.
Professor ali : ( Teriak )
Tunggu………..
Semua mata merespon kepada Prof Ali,
Professor : Pangeran, lepaskan istriku.
Pangeran : Tak semudah itu ali.
Professor : Sari, katanya ibu sedang bermesraan, ko malah di sekap.
Sari : ( Mengelengkan kepala, tanda tak tau )
Tiba – tiba di tengah keributan datanglah Kacung,
Kacung : Wah, ada apa ini rebut-ribut. Oh, ternyata Professor menyerahkan diri, wah sepertinya satu keluarga. Baiklah kalau begitu, penjara yang kumuh serta penuh tai babi siap menanti kalian ( tertawa )
Pangeran : Dasar bodoh, Profesor mau menghabisi kita.
Kacung : ( Terkejut )
Hah, tak semudah itu.
Profesor : Pangeran, sebaiknya kau menyerah saja dan mengakui semua perbuatan mu.
Pangeran : Apa kau bilang, apa aku tidak salah dengar,
( Memangil algojo)
Algojo…
Algojo : ( Datang dengan gagah )
Ada apa pangeran.
Pangeran : Cepat kau bunuh profesor ali.
Algojo : Baik pangeran ( bergegas mendatangi profesor )
Profesor : ( Tanpa basa basi Profesor menodongkan pistolnya ke kepala algojo )
Algojo : ( Terkajut, tapi tetap maju )
Profesor : ( Dengan gemetar ia memegang pistol, tapi tetap ia arahkan ke kepala algojo, dan spontan langsung ia tembakkan )
Algojo terjatuh, terkapar dengan kepala yang bersimbah darah, mata terbelalak, lidah terjulur dan mengelepar lalu mati.
Melihat kejadian tersebut semuanya terdiam dan menelan liur, mereka semua gemetar, termasuk Profesor.
Profesor : Pangeran, sekarang giliran mu. ( menodongkan pistol ke kepala pangeran )
Pangeran : Kau kira aku takut ali.
( Memanggil prajurit )
Prajurit maju, bunuh profesor ali.
All Pengawal : ( Diam dan takut, mendekat dengan perlahan lalu berteriak histeris )
Aggghhhhh………
( Pengawal berlari meninggalkan ruangan )
Pangeran : Woi, mau kemana kalian, dasar penghianat, tunggu hukuman dariku.
Profesor : Kau mau menghukum mereka apa pangeran. Karena sebentar lagi ajal akan menjemputmu.
Profesor menodongkan pistol di kepala Pangeran lalu menembak. Tapi kali lain, pistol yang di tembakkan ternyata tidak meledak, berkali-kali di coba tapi tetap tidak mau meledak, Profesor keheranan dan pangeran kembali tertawa.
Pangeran : Ali-ali ternyata nasibmu memang tak seberuntung nasibku.
Profesor : ( Kepada sari ) Sari. Ada apa dengan senjatanya ayah.
Sari : ( Menggelengkan kepala dan menunjuk kepada Usop )
Usop : ( Mengeluarkan peluru dari dalam mulutnya )
Profesor ; ( Terkejut )
Pangeran : ( Kepada kacung )
Kacung, cepat kau bunuh profesor Ali.
Kacung : baik pangeran, dengan senang hati.
( Kacung berteriak )
Djalu….
Djalu pun datang dengan gagahnya, dan menghadap pangeran.
Profesor : Pangeran, itu kan. Djalu, hasil penemuan ku.
Pangeran : Ya, benar. Dan aku mau kau di habisi oleh penemuanmu sendiri.
( Tertawa )
Djalu, bunuh profesor Ali.
Profesor Ali tak tinggal diam, dia memerintahkan Usop untuk melawan Djalu.
Profesor : Usop, cepat habisi Djalu.
Pertempuran sengit pun terjadi yang ternyata di akhiri oleh kematian kedua robot tersebut, melihat kejadian itu semuanya terkejut. Profesor bersedih karena kematian robotnya, dan pangeran tampaknya aga kewalahan.
Pangeran : Kacung, cepat, kau hadapi Profesor Ali.
Kacung : ( Terkejut )
Hah, saya tuan, saya tidak bisa tuan saya tidak bisa berkelahi.
Pangeran : Hah, sangat bertele-tele. Cepat.
Kacung : Baik, baik pengeran. Nah profesor, sekarang kau hadapi aku,
Profesor : ( Terdiam )
Profesor : Hey, profesor, kenapa kau hanya diam, apa kau takut melihat ku, hah.
( tertawa ) hah siapa yang akan melawa aku.
Dari kejauhan, terdengar suara yang lantang. Dan gagah berani.ia adalag Guru.
Guru : ( Menyambut teriakan kacung )
Aku……….
Semua mata terkejut melihat guru.
Profesor : Guru. Jadi ternyata….????
Guru : Ia, sebenarnya aku hanya berpura-pura buta. Karena aku tidak tahan melihat kekejaman serta kejahatan di dunia ini. Karena dari itulah aku sengaja membutakan diri. Tapi sekarang, waktunya telah tiba.aku akan mengugkap sebuah kejahatan yang sudah lama tak terungkap, dan aku berjanji akan mengembalikan dunia ini dalam kedamaian.
( tetawa )
Kacung : Banyak omong ( langsung memukul guru )
Guru : ( Tumbang )
Profesor : Guru, guru bangun guru.
Guru : ( Bangun dengan tiba-tiba )
Tenang Ali, aku masih belum mati.
( Tertawa )
Heh, kacung si penjilat sekarang kau menghadapi ku.
Pertempuran antara Kacung dan Guru pun terjadi, yang ternyata di menangkan oleh kacung dengan telak.
Guru : Pangeran, sekarang tingal kau sendiri. Jadi sebaik-nya kau menyerah.
Pangeran : ( Tertawa )
Tak semudah itu, ( tertawa ) baiklah kalau begutu, aku menyerah.
Semuanya terdiam, pangeran tertunduk lesu, dan Rani menghampiri pangeran.
Rani : Sudah lah, semuanya sudah berakhir. Sekarang aku mau kau menyadari semuanya, bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
Pangeran : Ia, aku sadar, aku telah menyesal.
Profesor : ( Kepada sari )
Sari, pergilah, mereka berdua adalah orang tuamu yang yang sebenarnya.
Sari menghampiri kedua orang tua mereka, lalu mereka berpelukan dengan harunya.
Guru : Pangeran, demi keamanan dan rahasia kerajaan sebaiknya kau pergi dari kerajaan, dan kau serahkan gelar kepangerananmu kepada anakmu.
Pangeran : Anak ku, demi kejayaan kerajaan ini kuberikan tahta kerajaan ini kepada mu, karna kau adalah masadepan kerajaan yang sangat berharga.
Setelah memberikan gelar, pangeran pergi bersama Rani meninggalkan tempat tersebut.
Sari : Ibu, Ayah, tungu…..
( Berlari mengejar Rani dan pangeran )
Guru : Hah, sekarang semuanya sudah jelas, kalau begitu aku akan ikut pergi.
Profesor : Guru, guru mau kemana.
Guru : Aku, akan meneruskan perjalanan ku, mengembara di setiap negri, menumpas kejahatan dan menebar kedamaian. Selamat tinggal ali dan Sampay ketemu di lain hari.
Guru pun pergi meninggalkan Profesor ali dan utin. setelah kepergian guru dengan perlahan profesor mendekati utin.
Profesor : utin, aku datang kemari untuk membawa mu kembali. Aku akan berusaha untuk memperbaiki kehidupanku, serta memenuhi syarat seorang suami yang baik, dan aku juga sudah punya ramuan khusus atas kemandulanku.
Rani : Maafkan aku pak, aku tlah…..
Profesor : ( Memotong pembicaraan utin dan menutup mulutnya dengan satu jari)
Profesor : Ssshiiiitttttttttt………sudahlah, aku mengerti.
Suasana menjadi hening, lampu kian redup dan mereka berdua saling bertatapan, saling mendekat, hingga nafas mereka seakan bicara. Dan apa yang terjadi…
BACK OUT / TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar